Pos No. 803- Kisah Nabi llyasa’
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk Nabi yang sama dari sudut pandang Agama Yahudi & Kristen, lihat Elisa
bin Safat.
Al-Yasa (Arab:اليسع, Al Kitab: Elisa, Eliseus) (sekitar 885-795 M)[1][2] adalah
seorang Nabi yang
tertera dalam Qur'an
dan juga dianggap nabi oleh umat Yahudi dan Kristen. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 830 SM dan
ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil dan orang-orang Amoria di Panyas, Syam. Ia wafat di Palestina dan
namanya disebutkan sebanyak 2 kali didalam Al-Qur'an,
yaitu pada surah al-An'am dan surah Shaad.
“
|
”
|
“
|
...dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli.
Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. (Shaad 38:48)
|
”
|
Daftar isi |
Genealogi
Al-Yasa' adalah anak dari Safet dan penerus Nabi Ilyas. Sedangkan
menurut Ibnu
Katsir, ia menuliskan silsilah Al-Yasa melalui ayahnya yang bernama Ukhtub,
sampai kepada keturunan Harun.[3]
Kisah Al-Yasa'
Al-Yasa' adalah Nabi selanjutnya untuk bangsa Israel. Dia
menghadapi sikap penyangkalan Raja dan Ratu Israel terhadap agama sepeninggal
Ilyas. Al-Yasa' menunjukkan banyak mukjizat untuk menunjukkan kekuasaan Allah,
tapi mereka malah menyebutnya tukang sihir, sama seperti ketika mereka menyebut
Nabi Ilyas
sebelumnya. Mereka terus membangkang sepanjang hidup Al-Yasa'. Setelah beberapa
lama, bangsa Israel ditaklukkan oleh Bangsa
Assyria. Bangsa Assyria menghancurkan Kuil Gunung dan menyebabkan
kerusakan parah di Israel.
Nama Al-Yasa disebut dalam kisah Nabi Ilyas, saat rasul itu
dikejar-kejar oleh kaumnya dan bersembunyi di rumah Al-Yasa. Maka besar
kemungkinan Al-Yasa juga tinggal di seputar lembah sungai Jordan.
Ketika Ilyas bersembunyi di rumahnya, Al-Yasa masih
seorang belia. Saat itu ia tengah menderita sakit kemudian Ilyas membantu
menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh, Al-Yasa pun menjadi anak angkat Ilyas
yang selalu mendampingi untuk menyeru ke jalan kebaikan. Al-Yasa melanjutkan
tugas kenabian tersebut begitu Ilyas meninggal. Al-Yasa melanjutkan misi ayah
angkatnya, agar kaumnya kembali taat kepada ajaran Allah.
Al-Yasa' kemudian mendapati bahwa manusia ternyata
begitu mudah kembali ke jalan sesat. Itu terjadi tak lama setelah Ilyas wafat.
Padahal masyarakat lembah
sungai Yordania
itu sempat mengikuti seruan Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala. Pada
kalangan itulah Ilyasa tak lelah menyeru ke jalan kebaikan. Dikisahkan bahwa
mereka tetap tak mau mendengar seruan Al-Yasa', dan mereka kembali menanggung
bencana kekeringan yang luar biasa.
Referensi
|
No comments:
Post a Comment